fbpx

Kisah Inspirasi Bunda Permita: “ASI pertama untuk anakku, Wanda”

Assalamualaikum,

Halo, perkenalkan saya Permita. Saya seorang ibu dari anak pertama, Wanda yang sekarang berusia 22 hari. Wanda lahir tgl 15 April di suatu kota di Jawa Barat, sehari setelah Wanda lahir saya melakukan perjalanan dari Jawa Barat untuk pulang ke Jogja.

Sebelum membawa Wanda pulang, Saya sudah berniat untuk melakukan induksi laktasi demi bisa menyusui Wanda. Walau tanpa hamil dan melahirkan, saya yakin mampu memberikan ASI untuk Wanda. Saya ingin memiliki ikatan batin yang kuat dengan Wanda. Ingin pula merasakan nikmatnya menyusui, sakitnya dihisap puting, merasakan emosi Wanda. Saya ingin Wanda lebih sehat dengan minum asi dan juga ingin sharing makanan apa yang Saya makan, Wanda juga ikut makan (dalam bentuk ASI).

Sebelumnya memang saya mencari info mengenai induksi laktasi, yang saya tau di Jogja memang pelayanan induksi laktasi tidak banyak. Mungkin belum familiar padahal sangat membantu sekali. Searching berbagai tempat dan Alhamdulillah berjodoh datang ke Sanggar ASI. Staff sangat ramah dan informatif, fast respon dan selalu follow up. Terlebih konselornya juga sangat ramah udah berasa kaya temen, jadi konsulpun tidak tegang😁

Saya sudah membuat jadwal konsultasi induksi laktasi dengan Sanggar ASI di hari Selasa 23 April 2024.  Sebelum berkonsultasi dengan Sanggar ASI, saya disarankan untuk konsul ke dokter laktasi terlebih dahulu untuk memeriksa kesehatan dan mendapatkan suplemen untuk mempersiapkan tubuh memproduksi ASI.

Sayangnya, sedari lahir Wanda minum menggunakan botol dot sehingga mengalami bingung puting. Wanda merasa tidak nyaman saat belajar menyusu langsung di payudara. Saya ingin mengubah pola dari botol dot ke DBF (Direct Breastfeeding) supaya ikatan antara ibu dan anak semakin erat.  Langkah pertama yang harus Saya lakukan adalah menghentikan penggunaan dot dan menjalani relaktasi.

Pengalaman Relaktasi di Sanggar ASI?

Kata pertama adalah Amazing!

The very first time yang saya rasakan adalah deg-degan, kurang percaya diri tapi setelah ketemu Mbak Mimi, masyaAllah semua kegelisahan hilang.

Dibenak selalu saya tanamkan positif thinking, datang ke Sanggar ASI adalah pengenalan awal Wanda untuk “sekolah”, ya sekolah karena kami sama sama harus belajar. Sekolah yang menyenangkan🥰

Prosesnya pertama adalah sesi konsultasi, di cari solusi dari permasalahan karena setiap ibu punya masalah dan solusi yang berbeda. Kemudian sesi pijat laktasi yang super nyaman. Setelah itu Wanda latihan pelan-pelan peralihan dari botol dot ke media spuit dan pipet. Tantrum?? Iya pasti karena awal melupakan botol dot itu susah, tapi tega gak tega Wanda harus putus hubungan dengan botol dot. Belajar cara pelekatan menyusui, cek puting dan memang saya termasuk puting tenggelam, which is saya harus extra sabar.

Sampai di rumah jangan ditanya bagaimana tantrumnya, heboh nangis kejer minta botol dot, minum lewat spuit atau pipet yang biasanya 60ml lewat botol dot, menjadi 30ml. Sedih?? Gak, karena ini proses belajar dan memang ada konsekuensi. Seminggu saya dijadwalkan 2x pertemuan untuk pijat laktasi dan konseling menyusui.

Pertemuan kedua, Jumat 26 April 2024

Cek progres, dan mulai belajar minum menggunakan botol sendok, wah batin Wanda “yang kemarin aja masih blm bisa malah di ganti lagi pakai media lain😂” anyway namanya juga belajar melupakan masa lalu, jadi di cari cara supaya Wanda gak bosen. Lagi asik pumping sambil ngobrol santai, tiba tiba Mbak Mimi teriak “Mbak ASI… Mbak ASI…”, bingung dong saya “hah ASI?” Pikirku ASI dari mana? MasyaAllah tabarakallah beneran keluar ASI waktu pumping payudara kanan. Allahu Akbar nangis terharu sesengukan di depan Mbak Mimi, karena tidak disangka secepat itu Allah kasih hadiah ASI di pertemuan ke-2. Langsung ASI pertama di berikan ke Wanda Alhamdulillah ya robbi.

Pertemuan ketiga, Senin 29 April 2024

Hasil pumping yang Alhamdulillah bisa diberikan ke Wanda saat pertemuan di hari itu, perlahan Wanda melupakan botol dot, tantrum hilang dan sekarang Wanda mulai mencari payudara. Berucap syukur karena perjuangan kami membuahkan hasil. Awalnya saya tidak mengira ASI akan keluar secepat itu karena saya berusaha ikhlas jika memang di beri cepat saya terima kalau agak lama juga tidak masalah. Saya tidak banyak berharap terlalu muluk bahwa harus segera mungkin keluar. Terserah Allah saja mau keluarkan kapan, saya dan Wanda manut. Proses menyusui dari emosi menjadi happy karena ASI berhasil di hisap sama Wanda. Itu pengalaman yang tidak tergantikan.

Sampai saat ini saya dan Wanda masih “sekolah” untuk belajar pelekatan menyusui yang benar, Wanda masih mix minum sufor (lewat selang spuit pasang di payudara) dan ASI murni dari pumping atau DBF. Kami masih harus belajar dan belajar😁

Terima kasih saya ucapkan untuk Wanda anakku yang hebat, suami dan keluarga yang selalu mendukung.

Pesan Bunda Permita untuk Ibu-Ibu Lain yang Sedang Berjuang Induksi Laktasi

Terima kasih saya ucapkan untuk Wanda anakku yang hebat, suami dan keluarga yang selalu mendukung.

Teruntuk para Bunda pejuang ASI, jangan menyerah tetap semangat berdoa dan berusaha.

Mungkin tidak semua perempuan bisa mengandung dan melahirkan, tapi percayalah bahwa semua perempuan bisa mengASIhi.

Ada satu diantara empat janji Allah dalam Al-Quran: “Berdoalah untuk-Ku pasti Aku kabulkan untuk kalian” (QS. Ghafir:60)

Pesan Bunda Permita untuk Sanggar ASI

Terima kasih banyak untuk Sanggar ASI, staff yang ramah dan khususnya Mbak Mimi yang super sabar dengerin cerita dan tingkah Wanda. Beliau memberi arahan dan masukan dengan sangat detail. Thank you Mbak Mimi, semoga selalu menebarkan inspirasi, semangat kepada para bunda pejuang induksi laktasi. Tanamkan semangat positif, sabar dan  selalu percaya Allah pasti memberi tepat pada waktunya🤲

 

 

Scroll to Top